HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN TINGKAT KECERDASAN INTELEKTUAL PADA ANAK SD

THE RELATIONSHIP OF HEAD CIRCUMFERENCE AND THE LEVEL OF INTELLECTUAL INTELLIGENCE IN ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN

Authors

  • Lasman STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
  • suharyoto suharyoto stikes hutama abdi husada tulungagung
  • Indah Rohmawati STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
  • Chatur Khornia Adi Putra STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung

DOI:

https://doi.org/10.53599/jip.v7i2.338

Keywords:

lingkar kepala, kecerdasan intelektual, anak, SD, Head Circumference, Intellectual, Intelligence, Elementary School Children

Abstract

Abstrak  

Kecerdasan intelektual (IQ) merupakan salah satu aspek penting dalam tumbuh kembang anak karena berkaitan erat dengan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan belajar. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menilai perkembangan otak secara tidak langsung adalah lingkar kepala, karena mencerminkan volume intrakranial. Data dari Lynn menunjukkan bahwa rata-rata IQ anak-anak di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tergolong rendah. Hal ini menjadi perhatian khusus dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar kepala dengan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) pada anak usia 6–8 tahun. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di SDN 1 Jarakan, Tulungagung pada tanggal 3–4 Maret 2024. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa usia 6–8 tahun dengan jumlah sampel 20 anak, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independen adalah lingkar kepala, sedangkan variabel dependen adalah tingkat kecerdasan intelektual (IQ). Data dikumpulkan menggunakan lembar kuesioner dan pengukuran langsung lingkar kepala menggunakan pita ukur (midline). Kategori lingkar kepala diklasifikasikan menjadi mikro (≤48 cm), normal (48,1–52 cm), dan makrosefali (≥52,1 cm). Sedangkan tingkat IQ diklasifikasikan menjadi: sangat cerdas (≥130), di atas rata-rata (120–129), rata-rata (90–119), di bawah rata-rata (80–89), lambat belajar (70–79), dan retardasi mental (<70). Data berskala ordinal dianalisis menggunakan uji Korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar kepala dengan tingkat kecerdasan intelektual anak. Berdasarkan temuan ini, peneliti merekomendasikan agar pengukuran lingkar kepala dimasukkan sebagai bagian dari skrining tumbuh kembang anak di sekolah dasar untuk mendeteksi potensi gangguan perkembangan kognitif sejak dini, serta perlunya intervensi dini dan edukasi kepada orang tua dan guru dalam memantau perkembangan anak secara holistik.

 

Abstract  

Intellectual intelligence (IQ) is a crucial aspect of a child’s growth and development, as it relates to their ability to think, solve problems, and learn. One of the indirect indicators used to assess brain development is head circumference, which reflects intracranial volume. Data from Lynn shows that children in Southeast Asia, including Indonesia, have relatively low average IQ scores. This raises concern regarding the quality of human resources from an early age. This study aims to determine the relationship between head circumference and intellectual intelligence (IQ) in children aged 6–8 years. This is a quantitative study with a cross-sectional design, conducted at SDN 1 Jarakan, Tulungagung, from March 3 to March 4, 2024. The population consisted of all children aged 6–8 years, with a sample of 20 children selected using purposive sampling. The independent variable was head circumference, and the dependent variable was intellectual intelligence (IQ). Data were collected using a questionnaire and direct head circumference measurement using a measuring tape (midline). Head circumference was categorized into microcephaly (≤48 cm), normal (48.1–52 cm), and macrocephaly (≥52.1 cm). IQ levels were categorized as very superior (≥130), superior (120–129), average (90–119), below average (80–89), borderline (70–79), and intellectually disabled (<70). The data, measured on an ordinal scale, were analyzed using the Spearman Rho. The results showed a significance value of p = 0.000, indicating a significant relationship between head circumference and intellectual intelligence in children. Based on these findings, it is recommended that head circumference measurement be included as part of developmental screening in elementary schools to identify potential cognitive developmental delays early. Early interventions and education for parents and teachers are essential to monitor and support children's holistic development.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Acesta, A. (2019). Kecerdasan Kinestetik dan Interpersonal serta Pengembangannya. Media Sahabat Cendekia.

Agustini. (2019). Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik di Sekolah Dasar. VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 10(2).

Azwar, S. (2017). Pengantar Psikologi Inteligensi. Pustaka Pelajar.

Azzet, A. (2017). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Katahati.

Gonda, Uzma Hanif & Husain, T. (2015). A Comparative Study of Intelligence Quotient and Emotional Intelligence: Effect on Employees’ Performance. Journal of Business Management, 5(1).

Ikatan Dokter Anak Indonesia Jawa Timur. (2017). Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. IDAI.

Kotler, A. (2001). Prinsip-prinsip Pmeasaran (12 Jilid 1). Erlangga.

Notoatmodjo, S. (2015). Ilmu prilaku kecerdasan. Rineka Cipta.

Pratiwi, R. (2020). Kontribusi Kecerdasan Interpersonal dan Aktualisasi Diri dalam Kelompok terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2).

Rivanica R, O. M. (2016). Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Salemba Medika.

Downloads

Published

17-12-2025